Snack Laku, Tapi Kok Gak Untung?

Snack kamu laku, tapi kok uangnya gak nambah-nambah? Jangan-jangan ada biaya kecil yang nyusup diam-diam dan bikin margin kamu bocor! Cek daftar “biaya tersembunyi” ini sebelum kamu nentuin harga jual snack — biar gak rugi tanpa sadar

Banyak pelaku usaha camilan UMKM merasa sudah menghitung modal dengan teliti, tapi keuntungannya tetap tipis atau bahkan tidak terasa. Salah satu penyebabnya adalah biaya-biaya kecil yang sering terlewat dimasukkan ke dalam HPP (Harga Pokok Produksi). Padahal, kalau dikumpulkan, nilainya bisa cukup besar dan memengaruhi profit secara signifikan.

Mulai dari kemasan dan label, seperti plastik ziplock, pouch, segel, hingga stiker dan printing, semuanya wajib dihitung karena langsung digunakan setiap produksi. Begitu juga dengan perlengkapan produksi seperti sarung tangan, sendok takar, plastik kecil, masker, dan kertas minyak — walau terlihat kecil, tetap merupakan biaya habis pakai.

Jangan lupakan bahan pendukung seperti minyak goreng, tepung pelapis, atau bumbu tabur tambahan. Semua itu bagian dari proses pembuatan snack. Selain itu, ada biaya marketing, seperti iklan marketplace, tester, diskon promo, dan produksi konten, yang sering dianggap biaya terpisah padahal sebaiknya diperhitungkan.

Maintenance dan depresiasi alat, misalnya sealer atau oven, juga penting karena alat punya umur pakai dan perlu perawatan rutin. Tambahkan pula biaya loss & reject produksi untuk menutup kerugian dari produk gagal.

Terakhir, jangan abaikan tenaga kerja, biaya energi (gas, listrik, air), serta ongkir bahan baku dari supplier. Semua komponen ini perlu dimasukkan ke perhitungan supaya harga jual benar-benar mencerminkan total biaya produksi — dan usaha snack kamu tetap untung dengan sehat! 🍟💸